27/08/10

PERENCANAAN PERJALANAN DAN PERBEKALAN

PERENCANAAN PERJALANAN

Pendahuluan

Banyak kejadian kecelakaan dalam kegiatan di alam terbuka yang disebabkan oleh kurangnya pengetahuan maupun keterampilan yang dimiliki oleh para penggiatnya. Sesungguhnya hal ini dapat dihindarkan dengan memberikan pembekalan pengetahuan dan keterampilan sehingga para penggiat kegiatan alam terbuka mempunyai kemampuan yang memadai.

Collin Mortlock, seorang pakar pendidikan alam terbuka, mengkategorikan kemampuan yang diperlukan oleh para penggiat kegiatan alam terbuka sebagai berikut :
  1. kemampuan Teknis, yang berhubungan dengan ritme dan keseimbangan gerakan serta efisiensi penggunaan perlengkapan.
  2. kemampuan Kebugaran, mencakup kebugaran spesifik yang dibutuhkan untuk kegiatan tertentu, kebugaran jantung dan sirkulasinya, serta kemampuan pengkondisian tubuh terhadap tekanan lingkungan alam.
  3. kemampuan Kemanusiawian, yaitu pengembangan sikap positif ke segala aspek untuk meningkatkan kemampuan. Hal ini mencakup determinasi (kemauan), kepercayaan diri, kesabaran, konsentrasi, analisa diri, kemandirian, serta kemampuan untuk memimpin dan dipimpin.
  4. kemampuan Pemahaman Lingkungan, yaitu pengembangan kewaspadaan terhadap bahaya dari lingkungan yang spesifik. Keempat kemampuan tersebut tidaklah mudah untuk dikuasai dengan baik, namun perlu diingat bahwa penguasaan kemampuan tersebut sangat diperlukan dalam kegiatan alam terbuka.
Dalam merencanakan dan melakukan perjalanan, tentunya harus dilakukan persiapan yang baik, sehingga kegiatan dapat dilakukan dengan aman dan nyaman, sehingga dapat pulang dengan selamat. Setiap penggiat juga harus membekali diri dengan pengetahuan dan keterampilan untuk mengatasi kesulitan yang mungkin saja muncul, seperti kecelakaan, sakit, atau tersesat.

Tahapan perencanaan perjalanan adalah sebagai berikut :
  1. kita harus dibekali dengan kemampuan untuk memilih, mengatur, serta menggunakan perlengkapan dan perbekalan ; kemampuan teknis menggunakan alat bantu perjalanan, seperti peta dan kompas ; kemampuan berkemah (camp craft) seperti membuat bivak dan api. Penguasaan keterampilan ini akan membantu kita mengatur teknik berjalan di gunung hutan, menebas dengan efektif, maupun mengatur konsumsi makan dan minum.
  2. diperlukan kemampuan fisik yang baik, sehingga selain diperlukan kondisi tubuh yang sehat, juga diperlukan latihan fisik yang sesuai dengan kegiatan yang akan dilakukan. Misalnya untuk pendakian gunung, latihan fisik naik turun bukit dapat dilakukan dalam persiapan perjalanan, selain itu juga latihan mengangkat beban (ransel).
  3. diperlukan mental yang siap untuk menghadapi kegiatan berat di alam. Hal ini tidak dapat diajarkan oleh pelatih, namun harus ditumbuhkan dari dalam diri sendiri. Penguasaan yang baik pada tiga ketrampilan lainnya akan sangat membantu.
  4. diperlukan pemahaman yang baik terhadap kondisi alam yang akan dihadapi dan mencakup bagaimana memilih waktu yang tepat untuk melakukan kegiatan dan bagaimana cara mengantisipasi kesulitan yang mungkin terjadi.

Safety (Keselamatan)
Faktor keselamatan (safety) harus dijadikan kerangka berfikir dalam berkegiatan di alam terbuka. Untuk keadaan berbahaya, dapat dilakukan penggolongan faktor penyebabnya, yaitu bahaya subyektif dan bahaya obyektif.

Bahaya subyektif adalah potensi bayaha yang berada dibawah kendali manusia yang melakukan kegiatan. Contohnya, pemilihan alat yang salah, cara penggunaan peralatan yang tidak dikuasai dengan baik dan lain-lain.

Bahaya obyektif adalah bahaya yang berada di luar kendali manusia, misalnya badai, banjir, panas, dan lain-lain.

Semakin subyektif suatu bahaya maka akan semakin dapat diperkirakan terjadinya dan dapat dihindarkan. Sebaliknya, semakin obyektif suatu bahaya maka akan semakin sulit diperkirakan dan sulit dihindarkan.

Faktor Perencanaan perjalanan
Faktor yang dapat dijadikan acuan dalam perjalanan adalah sebagai berikut :
  1. faktor Alam, mencakup pemahaman mengenai lokasi tujuan, medan yang akan dihadapi, iklim daerah yang dituju, dan hal-hal berkaitan dengan lingkungan. Pengantisipasiannya adalah dengan melakukan studi literatur yang baik, analisa, informasi dari pemerintah setempat, dan lain-lain.
  2. Faktor Peserta, mencakup pemilihan personil, kepemimpinan (leadership), hierarki,deskripsi kerja, dan tanggung jawab peserta perjalanan, serta kemampuan dari setiap peserta perjalanan.
  3. Faktor Penyelenggara, mencakup permasalahan faktor teknis dan faktor non-teknis. Pada perjalanan yang besar (ekspedisi), ada faktor semi-teknis. Faktor Teknis adalah daya upaya operasi yang berhubungan langsung dengan tingkat kesulitan medan. Faktor Non-teknis adalah permasalahan daya dukung operasi yang tidak berhubungan langsung dengan tingkat kesulitan medan. Faktor Semi-teknis untuk ekspedisi besar dan kompleks adalah permasalahan daya dukung operasi yang berhubungan langsung dengan tingkat kesulitan medan, namun bersifat non-teknis (komunikasi, base-camp team, advance-team, take in& out team, rescue team, delivery team) faktor ini berada daiantara faktor teknis dan non-teknis.

Tabel Jadwal Kegiatan
Rencana yang baik akan membagi kegiatan menjadi sejumlah tahapan yang mengacu pada waktu yang tersedia dan cakupan pekerjaan. Tabel skedul membantu kita berpikir logis tentang tahapan kegiatan. Biasanya untuk kegiatan-kegiatan besar, perlu disusun tabel, namun untuk perjalanan-perjalanan yang biasa dilakukan dan tidak terlalu rumit, tahapan ini otomatis akan kita lakukan.


Etika Perjalanan
Dalam perjalanan ke alam terbuka, kita akan melalui daerah serta lokasi di mana terdapat adat istiadat, kepercayaan, atau kebiasaan penduduk setempat yang terkadang terasa aneh oleh kita yang tidak terbiasa, tergantung bagaimana kita menyikapai adat tersebut, apakah akan diterima atau ditolak, namun hal-hal seperti itu dapat dijadikan informasi awal untuk mendapatkan gambaran sekilas mengenai daerah tersebut. Selain itu, ketika melakukan perjalanan di suatu daerah, sebaiknya melapor kepada aparat setempat yang berwenang.


PERSIAPAN PERBEKALAN DAN PERLENGKAPAN
Keberhasilansuatu kegiatan di alam terbuka juga ditentukan oleh perncanaan perlengkapan dan perbekalan yang tepat. Dalam merencanakannya, beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu :
  • mengenal jenis medan yang akan dihadapi (misal : hutan, rawa, tebing, dll)
  • menentukan tujuan perjalanan (misal : penjelajahan, pelatihan, penelitian, kemanusiaan/SAR, dll)
  • mengetahui lamanya perjalanan
  • mengetahui keterbatasan kemampuan fisik untuk membawa
  • memperhatikan hal-hal khusus (misal : obat,-obatan tertentu, dsb)

setelah mengetahui hal-hal tersebut, kita dapat memilih perlengkapan dan perbekalan yang sesuai dan selengkap mungkin, tetapi bebannya tidak melebihi kemampuan membawanya. Perhitungan beban total untuk perorangan sebaiknya tidak melebihi sepertiga berat badan (15-20kg).

Dari kegiatan penjelajahan kita mengenal beberapa jenis perjalanan yang disesuaikan dengan medannya, yaitu :
  • pendakian gunung
  • perjalanan menempuh hutan rimba
  • penyusuran pantai, sungai atau rawa
  • penyusuran gua
  • pelayaran
  • perjalanan ilmiah
  • perjalanan kemanusiaan

Dari tiap kegiatan tersebut, kita mengelompokkan perlengkapan yang dibawa sebagai berikut :
  1. perlengkapan dasar, meliputi : perlengkapan untuk pergerakan, ; perlengkapan untuk memasak, makan, minum ; perlengkapan untuk MCK ; perlengkapan pribadi
  2. perlengkapan Khusus, meliputi : perlengapan penelitian (misal: kamera, buku, dan alat-alat khusus lainnya) ; perlengkapan penyusuran sungai (misal : perahu, dayung, pelampung, dll) ; perlengkapan pendakian tebing (misal : tali, carabiner, chock, piton, dsb)
  3. perlengkapan tambahan perlengkapan ini dapat dibawa atau tidak, misal : semir, kelambu, gaiter, dll

dari berbagai sumber
¢


Tidak ada komentar:

Posting Komentar